oleh: Moh. Hasyim Abd. Qadir
BAHASAN
BAHASAN
1. Ilmu Dalam Kajian Filosofis-Historisnya
Dikatakan bahwa ilmu tidak memikirkan tentang dirinya sendiri, karena
tugas ilmu adalah sebagi pembenaran dan melakukan pembaharuan dan keberadaan ilmu sendiri dalm sejarahnya
adalah sejarah keberadaan akal manusia dengan interaksi antar akal dengan hal
yang bersifat eksprimental dan visual, oleh sebab ilmu tidak memikirkan tentang dirinya sendiri,
maka disinilah peran filsafat ilmu
dengan menjelaskan metodologi-metodologi
ilmu, karakteristik ilmiah, syarat-syaratnya dan lain sebagainya yang secara
general ini disebut sebagia epistimologi, maka filsafat ilmu merupakan satu-satunya media resmi dalam membicarakam tentang seluk-beluk ilmu dan ia diperlukan untuk memahami esensi
suatu ilmu.
Filsafat ilmu menjadi pembahsan akademik secara murni pada paru pertama
abad sembilan belas dan pada abad sembilan belas inilah ilmu modern mulai
tumbuh dan berkembang pesat, tapi walaupun demikian tokoh yang meletakkan
dasar-dasar perkembangan ilmu modern adalah: R. Descartes (1596-1650) yang
disebut sebagai bapak filsafat modern
yang berasumsi bahwa akal merupakan barometer berpikir manusia untuk
mengetahui segala sesuatu, dan F. Bacon (1561-1626) yang disebut sebagai
bapak Empirisme yang beranggapan bahwa pengetahaun yang benar adalah
pengetahuan yang diterima melalui inderawi dan fakta atau kenyataan.
Sejarah ilmu pengetahuan berkembang sekitar abad dua puluh dengan ditandai
munculnya beberapa tokoh yang konsen dalam mengkaji historisitas ilmu, diantaranya adalah: E. Mach (1838-1916 ), P. M. Duhem (1861-1916.
Sedangkan perkembangan ilmu modern sendiri tidak terlepas dari keberaadan
ilmu klasik karean ilmu moderen adalah pengembangan darii ilmu klasik dengan
lebih memunculkan kreatif berpikir yang lebih luas dan bebas.
2. Peninggalan Abad Dua Puluh Terhadap Ilmu Modern
F. Bacon (1561-1626 ) selah seorang pendiri aliran empirisme yang merupakan salah satu pijakan dari ilmu modern diklaim sebagai pengusung metodologi ilmiah pada abad tujuh belas karena ia berhasil merumuskan konsep
metodelogi ilmiah secara sistematis dan tersetruktur dengan mengunakan media
akal dan pancaindera dalam melakukan pengamatan-pengamatan faktual.
Metode ilmiah ini berpengaruh besar terhadap perkemangan ilmu modern kedepannya
dan ia merupakan peninggalan berharga yang layak untuk dikembangkan dalam melakukan kegiatan ilmiah. Dan
ilmu-ilmu modern yang kita rasakan manfaatnya sekang harus berterimakasih
terhadap metede ilmiah ini yang dilahirkan pada abad dua puluh.
3. Filsafat Ilmu Modern
Terdapat perbincangan/dialektika antara filsfat dan ilmu
modern. Filsafat kuno disebut sebagai induk dari ilmu pengetahuan, ini
menunjukkan filsafat menjadi pijakan bagi ilmu modern dan tidak bisa dipungkiti
bahwa ilmu modern lahir dari buah kontribusi besar pemikiran-pemikiran
filosofis.
Filsafat ilmu modern ditandai dengan munculnya metode-metode
ilmiah dalam melakukan kegitan berpikir sehingga melahirkan beberapa
aliran-aliaran filsafat, dalam perkembangan filsafat ilmu sendri mencetuskan
istilah dan metode baru seperti: induksi, deduksi, formal sciences dan informal
sciences, metede-metode ini dilakukam guna untuk menjelaskan dan menemukan
apa yang disebut dengan kebenaran.
4. Revolusi Fisika dalam Perspektif Filsafat Ilmu
Pada pembukaan abad dua puluh tepatnya pada Desember tahun 1900, M. Plank (1858-1947)
mendeklarasikan penemuan teori quantum dan lima tahun kemudian ditemukan teori relativitas
oleh Einstein, hal ini menunjukkan harus ada gerak kritis seiring dengan perjalanan
waktu.
Fisika sendri dimulai sejak masa Isaac Newton (1643-1727) yang disebut-sebut sebagai bapak fisika klasik namun puncak perkembangan fisika sendiri terjadi pada masa Albert Einstein (1879-1955) yang selanjutnya dikatakan
sebagai bapak fisika modern, dengan penemuan teori relativitasnya yang banyak berkontribusi dalam pengembangan mekanika quantum.
Perkembangan fisika dan teori-teori didalamnya dan perkembangan filsafat
ilmu adalah dua entitas yang berjalan beriringan, dan filsafat ilmu sendiri
merupakan penggerak ilmu pengetahuan yang fisika masuk didalamnya.
5. Logika Empirisme
Empirisme adalah aliran filsafat yang menekankan peranan
penting pengalaman dalam memperoleh pengetahuan, empirisme berlawananan dengan
rasionalisme, ia (empirisme) memandang bahwa pengetahuan tentang kebenaran
tidak diperoleh melalui akal tetapi bersumber dari panca indera manusia, maka
kebenaran dalm pandangan empirisme adalah sesuatu yang sesuai dengan pengalaman
manusia.
Empirisme berkembang secara signifikan khususnya di abad dua
puluh, dan perkembangan signifikan empirisme itu sendiri diimbangi dengan
perkembangan logika (mant}iq) dan matematika. Logika sendiri adalah ilmu yang mempelajari
tentang aturan-aturan berpikir radikal, ia digunakan sebangai pembuktian. ia
menuntun berpikir secara benar.
Ilmu dalam pandangan empirisme diperoleh melalui pengalaman
yang dialami, dari hal ini maka hipotesa ilmiah berarti harus berdasarkan pengamatan
atau pengalaman dan diuji dengan metode empiris yaitu melalui berbagai
pengamatan eksperimental.
6. Dari Logika Pembenaran Menuju Logika Kemajuan
Awalnya filsafat ilmu digunakan sebagai logika pembenaran dari pengetahuan ilmiah, artinya, filsafat ilmu menelaskan upaya-upaya agar sebuah pengetahuan bisa anggap benar, namun kebenaran pengetahuan tidak
konstan karena apa yang dianggap benar sekarang belum tentu besok masih
dianggap benar.
K. R. Popper (1902-1994) adalah penggerak dalam mengupayan
adanya transformasi logika pembenaran kepada logika penemuan ilmiah dan
pengembangan konsep metodologisnya dengan mengunakan asas bahwa pengetahuan bersedia untuk dilakukan
pengujian ulang agar bisa menemukan kesimpulan
yang bisa dinyatakan sebagai kebenaran ilmiah.
Langkah ini merupakan upaya menuju kemajuan
yang tidak berhenti dalam anggapan-angapan awal, harus selalu ada upaya maju
dengan siap menerima kritikan dan kritikan inilah yang selanjutnya menjadi
cambuk untuk melakukan perbaikan dan lebih maksimal dalam upaya melakukan
penemuan-pnemuan ilmiah. Maka Popper tidak menganggap pengetahuan ilmiah yang diklaim
sebagai sebuah kebenaran ilmiah telah berhinti disana, tetapi harus ada kritik
dan uji ulang dan ini tidak lain untuk menumbuhkan kemajuan ilmiah.
7. Filsafat Ilmu dan Pemerhatian Terhadap Historisitas Ilmu
Historisitas ilmu pengetahuan mempunyai banyak peran dalam
pengembangan ilmu pengetahuan yang dilakukan melalui sarana filsafat ilmu,
walaupun terkesan terdapat berbedaan perspekif antaraa ilmu pengetahuan kuno
dengan pengetahuan modern namun semua itu tdak menjadikan kekosongan apresiasi
terhadap sejarah perkembangan ilmu iry sendiri sejak awal hingga saat ini.
Semua pencapaian yang dilakukan pada abad dua puluh bahkan
sampai saat ini tidak lepas dari pengetahuan sebelumnya untuk dicarikan
penyempurnaannya, maka sesiap masa perkembangan ilmu pengetahuan selayaknya
harus berterima kasih terhadap ilmu pengetahuan sebelumnya.
PENUTUP
Buku ini
bagus untuk baca karena pembahsannya tentang filsafat ilmu cukup konprehensif
namun sayangnya tidak terlalu membicarakan tentang aliran filsafat modern secara
mendetail dengan hanya menjelaskan secara acak dan tidak spesifik, demikian
juga dengan kajian tokohnya.
terinmakasih.. sangat membantu
BalasHapus