oleh: Moh. Hasyim Abd. Qadir
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Sayyid Qutb adalah tokoh agama,
ilmuwan, sastrawan, ahli tafsir dan intelektual Islam asal Mesir, dalam sejarah
hidupnya, Sayyid Qutb tdak pernah lelah untuk berdakwah meskipun beliau
dizalimi, disiksa dan dipenjara puluhan tahun, beliau tidak pernah putus asa,
beliau adalah sosok yang luar bisa dengan segala kegigihannya dalam berdakwah.
Sayyid Quth dizalimi dan dipenjara
rezim yang berkuasa bukan karena tindakan kriminal yang beliau lakukan tetapi
karena tulisan dan karya-karyanya yang mampu menggugah ribuan pemuda untu
bangkit melawan kejahiliahan dan menegakkan Islam, dan dalam penjara itulah
beliau torehkan karya yang monumental yaitu Tafsi>r Fi Z}ila>l Al-Qur’an.
PEMBAHASAN
A.
Biografi Singkat Sayyid Qutb
Sayyid Qutb Ibrahim dilahirkan pada
tahun 1906 di Kampung Musyah, daerah Asyut, Egypt dalam keluarga yang kuat
mematuhi ajaran agama dan mempunyai kedudukan yang terhormat di kampungnya.
Bapanya bernama Haji Qutb Ibrahim seseorang yang disegani dan peduli terhadap
orang miskin, setiap tahun beliau menghidupkan hari-hari kebesaran Islam dengan
mengadakan majlis-majlis jamuan dan tilawah al-Quran di rumahnya terutama di
bulan Ramadhan. Ibunya adalah seorang yang bertaqwa dan menyintai al-Quran, ketika
majlis tilawah al-Quran diadakan di rumahnya, ia mendengar dengan penuh khusyu’
dan beliau telah menghafal al-Qur’an sejak usianya belum sampai sepuluh tahun.[1]
Sayyid Qutb bersekolah di
daerahnya selama 4 tahun. Usia 13 tahun beliau dikirim untuk belajar ke Kairo,
beliau lulus dari Da>r al-Ulu>m dengan gelar S1 dalam bidang sastra, Pada
tahun 1951 M beliau mendapatkan beasiswa dari pemerintah Mesir ke Amerika
Serikat. Beliau belajar di beberapa kampus favorit, yaitu: Stanford University
di California, Greenly Collage di Colordo, dan Wilson’s Teacher College di
Washington.[2]
Beliau wafat di waktu fajar hari senin
13 Jamadil Awal 1386 atau 29 Agustus
1966 di tiang gantungan setelah didakwai bersalah oleh “Mahkamah Militer” yang
telah dibangun oleh kerajaan revolusi di zaman itu, mahkamah ini mempunyai
sejarah pengadilan yang hitam dan banyak mengorbankan orang-orang yang tidak
berdosa.[3]
Berikut Curriculum Vitae Sayyid
Qutb:
Nama Lengkap : Sayyid
Qutb Ibrahim Husain Syadzili
Tanggal Lahir : 9
Oktober 1906
Tempat Lahir :
Asyut,
Mesir
Riwayat Pendidikan : Pendidikan Dasar di sekolah Kuttâb
(TPA) (1918)
Madrasah Tsanawiyah di Kairo ( 1921)
Diklat Keguruan (1928)
Universitas Dâr al-‘Ulûm bidang
sastra dan pendidikan (1933)
Wilson’s Teacher’s College,
(Washington)
Greeley College (Colorado)
Stanford University (California)
Aktivitas : Aktivis
gerakan Islam Ikhwanul Muslimin
Penulis Sastra
Kritikus Sastra
Tokoh Pendidikan
Karya :
Muhimma>t al-Syi’r fi al-Haya>h (1933)
Naqd Mustaqba>l al-Thaqa>fah fî Misr (1939)
Al-Tas}wi>r al-Fanni fi
al-Qur’an (1945)
Masha>hid al-Qiya>mah fi
al-Qur`an.
Al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iyyah
fi al-Isla>m
Ma’rakah al-Isla>m wa ar-Ra’s
al-Maliyyah.
Hadha> al-Di>n
Al-Mustaqbal li Hadha al-Di>n.
Tafsi>r fi Z}ila>l
al-Qur’an, dll.
B.
Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an
Pada awalnya penulisan Tafsi>r
fi Z}ila>l al-Qur’an[4] dituangkan di
rublik majalah al-Muslimun edisi ke-3, Yang terbit pada Februari 1952. Sayyid
Qutb mulai menulis tafsir secara serial di majalah itu, dimulai dari surah al-fatihah dan di
teruskan dengan surah al-Baqarah dalam episode-episode berikutnya[5], hal itu dilakukan
atas permintaan Sa’id Ramad}a>n, pemimpin redaksi majalah tersebut, Sayyid
Qutb menjadi penulis sekaligus direktur dalam rubrik ini, bagi Sayyid Qutb
sendiri rubrik ini merupakan suatu wadah penampung dari gejolak ide dan
dakwahnya untuk hidup di bawah naungan al-Qur’an. Namun kemudian penulisan rubrik ini dihentikan dengan
alasan ia ingin menggantinya dengan rubrik lain, disertai dengan janji untuk
menulis tafsir secara khusus yang akan
diterbitkan pada setiap juznya[6].
Menurut
Manna’ al-Qat}t}ann Tafsi>r
fi Z}ila>l al-Qur’an merupakan karya tafsir yang sangat sempurna dalam
menjelaskan kehidupan di bawah bimbingan al-Qur’an. tafsir ini memiliki kedudukan
tinggi di kalangan intelektual Islam lantaran kekayaan kandungan pemikiran dan
gagasannya, terutama menyangkut
masalah sosial kemasyarakatan, oleh karena itu Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an mutlak
diperlukan oleh kaum muslim kontemporer.[7]
Sesuai
dengan judul karya tafsirnya (fi Z}ila>l al-Qur’an) Sayyid Qutb dalam muqaddimah
tafsirnya mengatakan bahwa hidup dalam nauangan al-Qur’an adalah suatu
kenikmatan, Sebuah kenikmatan yang tidak diketahui kecuali oleh orang yang
telah merasakannya, suatu kenikmatan yang mengangkat umur (hidup),
memberkatinya dan menyucikannya. Beliau sendiri merasa telah mengalami
kenikmatan hidup di bawah naungan al-Qur’an itu yaitu sesuatu yang belum
dirasakan sebelummya[8]. semua ini merupakan
cermin pemikiran serta perasaannya akan al-Qur’an ketika beliau merasakan hidup
dibawah naungannya, dan mampu memberikan pesan pada umat manusia bahwa
kenikmatan hidup itu dapat diperoleh dengan berpegang teguh pada al-Qur’an.
Tafsi>r
fi Z}ila>l al-Qur’an ini bernuansa sastra yang kental selain dari
konsep-konsep dan motivasi pererakan, selain itu berusaha membumikan al-Qur’an
melalui analog-analogi yang terjadi di masyarakat saat itu. Perjuangan
dan pembebasan dari segala tirani merupakan sesuatu yang sudah seharusnya
dilakukan umat Islam. Jadi ada satu pendekatan dilakukan Sayyid Qutb dalam
Tafsirnya yakni bagaimana sastra yang merupakan unsur mukjizat al-Qur’an mampu
mempengaruhi kaum Muslimin dan memotivasinya untuk bangkit dan berjuang.
C.
Sitematika dan Tujuan Penulisan Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an
Sayyid Qutb dalam sistematika penulisan Tafsirnya
terlebih dahulu mengabstraksikan sekumpulan ayat yang akan di tafsirkan
kemudian menerangkan ayat-ayat tersebut dan memberinya sub-sub judul.
Pengelompokan ayat-ayat dalam suatu penafsiran ini dikarenakan masih terdapat
munasabah antara ayat sebelum atau sesudahnya, Sayyid Qutb memberikan suatu prolog yang menjelaskan tema
surat dan jawaban persoalan-persoalajnnya juga tujuannya setelah itu menjabarkan
kata perkata dan menomorduakan israiliyat.[9]
Adapun tujuan penulisan tafsir ini
dimaksudkan untuk:
1.
Menghilangkan jurang pemisah antara kaum muslimin
sekarang ini dengan al-Qur’an.
2.
Mengenalkan kepada kaum muslimin sekarang ini pada fungsi
amaliyah harakiyah al-Qur’an.
3.
Membekali orang Islam sekarang ini dengan
petunjuk amaliah tertulis menuju ciri-ciri Islami yang Qur’ani.
4.
Mendidik orang
muslim dengan
pendidikan Qur’ani yang integral; membangun kepribadian yang Islam yang efektif
, menjelaskan karakteristik dan ciri-cirinya, factor-faktor pembentukan dan
kehidupannya.
5.
Menjelaskan ciri-ciri masyarakat Islami yang di bentuk
oleh al-Qur’an, mengenalkan asas-asas yang menjadi pijakan masyarakat Islami,
menggariskan jalan yang bersifat gerakan dan jihad untuk membangunnya.[10]
D.
Metode
dan Sumber Penafsiran Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an
Sayyid Qutb mengambil metode
penafsiran dengan Tahili/tartib mushafy. Sedangkan sumber penafsiran terdiri
dari dua tahapan yakni: mengambil sumber penafsiran bil ma’tsur, kemudian baru
menafsirkan dengan pemikiran, pendapat ataupun kutipan pendapat sebagai penjelas
dari argumentasinya[11]. Tafsirnya ini tidak menggunakan
metode tafsir tradisional, yaitu metode yang selalu merujuk ke ulasan
sebelumnya yang sudah diterima. Sayyid Qutb seringkali mengemukakan tanggapan
pribadi dan spontanitasnya terhadap ayat-ayat al-Qur’an.
Tafsir ini lebih menekankan kepada pendekatan iman
secara intuitif, artinya, secara langsung tanpa perlu dirasionalisasikan atau
dijelaskan dengan merujuk kepada metode filsafat. Iman itu harus diterapkan
langsung dalam tindakan sehari-hari.
Meskipun secara garis besar Tafsir
beliau termasuk bersumber pada bil ra’yi karena memuat pemikiran social
masyarakat dan sastra yang cenderung lebih banyak. Selain kedua sumber
tersebut, beliau juga mengambil referensi dari berbagai dsiplin ilmu, yakni
sejarah, biografi, fiqh, bahkan social, ekonomi, psikologi, dan filsafat.
E.
Corak Tafsir Fi Z}ila>l al-Qur’an
Penafsiran Sayyid Quthb memiliki
keistimewaan yang tidak dimiliki tafsir-tafsir lain, menggunakan gaya prosa
lirik dalam penyampaian,
karena itu
tafsir ini menjadi enak dibaca dan
mudah dipahami[12]. Kitab tafsir ini mengandung
unsur corak adaby ijtima’i
yakni sastra dan social kemasyarakatan.
Sifat lain dari tafsir ini adalah pemaparan yang
bersemangat sehingga mudah dicurigai sebagai tafsir provokatif, bahkan tidak jarang orang menamai
tafsirnya dengan corak tafsir haraki, tafsir ini masuk dalam kategori penafsiran dengan corak
baru yang khas dan unik serta langkah baru yang jauh dalam tafsir serta memuat
banyak sekali tema penting dengan menambahkan hal-hal mendasar yang esensial. Karenanya
Tafsir ini
dapat dikategorikan sebagai aliran (faham) khusus dalam Tafsir yang disebut
“aliran Tafsir pergerakan”. Ini disebabkan metode pergerakan –metode realistis serius—tidak ada selain pada Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an ini[13].
F.
Keistimewaan
dan Kelemahan Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an
Beberapa keistimewaan kitab ini adalah:
1.
Sayyid Quthb
dalam menafsirkan ayat-ayat dalam suatu surat memberikan gambaran ringkas
tentang kandungan surat yang akan di kaji.
2.
Pengelompokan ayat-ayat sesuai dengan pesan yang
terkandung pada ayat tersebut
3.
Memperhatikan
munasabah antar ayat
4.
Bercorak sastra dan
mudah dipahami.
5.
Menggunakan
hadith-hadith s}ahih
6.
Berusaha menghindari
kisah-kisah Isra’iliyat.
7.
Merefleksikan keinginan
besar untuk kemajuan ummat.
8.
Orsinilitas ide
dan pemikiran penulis.
9.
Dianggap telah
menggagas sebuah pemikiran dan corak baru dalam nuansa penafsiran Alquran.
Sedangkan beberapa kelemahannya adalah:
1.
Keterbatasan referensi
Sayyid Qutb kerena beliau menyusun ini kitab ini dipenjara sehingga banyak
banyak memunculkan pendapat-pendapat pribadi yang sangat kental dengan nuansa
pada saat itu.
2.
Penjelasannya
yang terkadang berbau radikal sehingga dicurigai sebagai kitab tafsir
provokatif.
SIMPULAN
1.
Sayyid Qutb
adalah sosok teladan yang tabah dan gigih berdakwah
2.
Beliau adalah
sastrawan dan cendikiawan hebat yang menaruh perhatian dalam pendidikan dan
perjuangan.
3.
Beliau didik
dalam lingkungan yang agamis dan ilmiah.
4.
Tafsi>r fi
Z}ila>l al-Qur’an adalah salah satu karya munomental Sayyid Qutb.
5.
Tafsi>r fi
Z}ila>l al-Qur’an menjelaskan kehidupan di bawah bimbingan al-Qur’an yang mampu memberikan bias
kebahagian dan ketentraman.
6.
Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an ini bernuansa sastra
dan mudah dipahami.
7.
Sistematika penulisan Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an dengan mengelompokan ayat-ayat karean dipandang terdapat munasabah antar ayat, dengan memberikan prolog yang menjelaskan tema surat dan jawaban
persoalan-persoalannya serta tujuannya setelah itu menjabarkan kata perkata.
8.
Tafsi>r fi
Z}ila>l al-Qur’an menggunakan metode penafsiran Tahili dengan bersumber
penafsiran bil ma’tsur meskipun sebagian besar menggunaka penafsiran bil ra’yi.
9.
Tafsi>r fi
Z}ila>l al-Qur’an memberikan corak baru dalam penafsiran al-Qu’an
10. Tafsi>r
fi Z}ila>l al-Qur’an dengan metode penulisannya memiliki keunggulan
tersendiri yang jarang ada dalam karya tafsir selainnya namun sekaligus
terdapat kekurangan didalamya karena bersifat factor personal.
Daftar
Pustaka
Ghofur, Saiful Amin. Profil
Para Mufassir al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008
Hidayat, Nuim. Sayyid Quthb
Biografi dan Kejernian Pemikirannya. Jakarta: Gema Insani. 2005
Kha>lidi(al-), Shalah ‘Abdu
al-Fatta>h. Tafsir Metodologi Pergerakan di Bawah Naungan al-Qur’an (terj). Jakarta: Yasasan Bunga Karang, cet. I, 1995
-------------------------------------------
Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Penj: Salafuddin Abu
Sayyid, Surakarta: era Intermedia, 2001
Qat}t}an (al), Manna>’. Maba>his fi> ‘Ulu>m al-Qur’an
Riya>d: Manshuri al-Ashr al-Hadīth,1973
Qutb, Sayyid. Fi Z}ila>l al-Qu’ran: Ayat-Ayat Pilihan.
Terj, versi pdf,
Rumi(al), Fahd bin Abdurrahman, Ulu>m al-Qur’an, penj:
Amirul Hasan an M. Halabi, Yogyajarta: Titian Olahi Pres, 1996
[1] Sayyid Qutb, Fi Z}ila>l
al-Qu’ran: Ayat-Ayat Pilihan. Terj, versi pdf, h. 12.
[2] Saiful Amin Ghofur, Profil
Para Mufassir al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008) h, 183.
[3] Sayyid Qutb, Fi Z}ila>l
al-Qu’ran: Ayat-Ayat Pilihan, h 16
[4] Bannerman menilai
Fi
Z}ila>l al-Qur’an
sebagai tafsir yang maju dan cerdas, dan menjadi bukti kekuatan intelektual penulisnya dan menyebut Fi
Z}ila>l al-Qur’an
sebagai karya terbesar (masterpiece) Sayyid Qutb. Ia memandang Sayyid Quthb sebagai
seorang pemikir yang tangguh dan kreatif. Lihat: Anthony John, “Let
My People Go…No. 15., Vol. VI, tahun 1995, 7.
[5] Nuim Hidayat, Sayyid Quthb
Biografi dan kejernian pemikirannya. ( Jakarta: Gema Insani 2005), h, 25
[6] S}a>lih ‘Abdu al-Fatta>h al-Kha>lidi, Tafsir Metodologi Pergerakan di Bawah Naungan al-Qur’an, (terjemahan) (Jakarta: Yasasan Bunga Karang, cet. I, 1995)
h , 18.
[7] Manna>’ al
Qat}t}an, Maba>his fi> ‘Ulu>m
al-Qur’an (Riya>d:
Manshuri al-Ashr al-Hadīth,1973), cet-ke 3,373.
[8] Nuim Hidayat, Sayyid Quthb
Biografi dan kejernian pemikirannya. h. 27
[9] Fahd bin
Abdurrahman ar-Rumi, Ulu>m al-Qur’an, penj: Amirul Hasan
an M. Halabi, (Yogyajarta: Titian Olahi Pres, 1996)
h.
215-216
[11] Shalah Abdul Fatah al-Khalidi, Pengantar
Memahami Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Penj: Salafuddin Abu Sayyid,
(Surakarta: era Intermedia, 2001) h,
116
[12] Bagi Sayyid Quthb, setiap
mufassir harus berdialog langsung dengan al-Qurān. Sehingga ia mampu menangkap dan
memahami sasaran dan tujuan al-Qurān.
Lihat: Sayyid Quthb, Tafsīr fī Zhilāl al-Qurān, Jilid 4,
2121-2122
Tidak ada komentar:
Posting Komentar