Selasa, 19 Februari 2013

Tafsir Fi Zilal al-Qur’an


oleh: Moh. Hasyim Abd. Qadir

PENDAHULUAN
Sayyid Qutb adalah tokoh agama, ilmuwan, sastrawan, ahli tafsir dan intelektual Islam asal Mesir, dalam sejarah hidupnya, Sayyid Qutb tdak pernah lelah untuk berdakwah meskipun beliau dizalimi, disiksa dan dipenjara puluhan tahun, beliau tidak pernah putus asa, beliau adalah sosok yang luar bisa dengan segala kegigihannya dalam berdakwah.
Sayyid Quth dizalimi dan dipenjara rezim yang berkuasa bukan karena tindakan kriminal yang beliau lakukan tetapi karena tulisan dan karya-karyanya yang mampu menggugah ribuan pemuda untu bangkit melawan kejahiliahan dan menegakkan Islam, dan dalam penjara itulah beliau torehkan karya yang monumental yaitu Tafsi>r Fi Z}ila>l Al-Qur’an.



PEMBAHASAN
A.     Biografi Singkat Sayyid Qutb
Sayyid Qutb Ibrahim dilahirkan pada tahun 1906 di Kampung Musyah, daerah Asyut, Egypt dalam keluarga yang kuat mematuhi ajaran agama dan mempunyai kedudukan yang terhormat di kampungnya. Bapanya bernama Haji Qutb Ibrahim seseorang yang disegani dan peduli terhadap orang miskin, setiap tahun beliau menghidupkan hari-hari kebesaran Islam dengan mengadakan majlis-majlis jamuan dan tilawah al-Quran di rumahnya terutama di bulan Ramadhan. Ibunya adalah seorang yang bertaqwa dan menyintai al-Quran, ketika majlis tilawah al-Quran diadakan di rumahnya, ia mendengar dengan penuh khusyu’ dan beliau telah menghafal al-Qur’an sejak usianya belum sampai sepuluh tahun.[1]
Sayyid Qutb bersekolah di daerahnya selama 4 tahun. Usia 13 tahun beliau dikirim untuk belajar ke Kairo, beliau lulus dari Da>r al-Ulu>m dengan gelar S1 dalam bidang sastra, Pada tahun 1951 M beliau mendapatkan beasiswa dari pemerintah Mesir ke Amerika Serikat. Beliau belajar di beberapa kampus favorit, yaitu: Stanford University di California, Greenly Collage di Colordo, dan Wilson’s Teacher College di Washington.[2]
Beliau wafat di waktu fajar hari senin  13 Jamadil Awal 1386 atau 29 Agustus 1966 di tiang gantungan setelah didakwai bersalah oleh “Mahkamah Militer” yang telah dibangun oleh kerajaan revolusi di zaman itu, mahkamah ini mempunyai sejarah pengadilan yang hitam dan banyak mengorbankan orang-orang yang tidak berdosa.[3]
Berikut Curriculum Vitae Sayyid Qutb:
Nama Lengkap            : Sayyid Qutb Ibrahim Husain Syadzili
Tanggal Lahir             : 9 Oktober 1906
Tempat Lahir              : Asyut, Mesir
Riwayat Pendidikan   : Pendidikan Dasar di sekolah Kuttâb (TPA) (1918)
Madrasah Tsanawiyah  di Kairo ( 1921)
Diklat Keguruan (1928)
Universitas Dâr al-‘Ulûm bidang sastra dan pendidikan (1933)
Wilson’s Teacher’s College, (Washington)
Greeley College (Colorado)
Stanford University (California)
Aktivitas                     : Aktivis gerakan Islam Ikhwanul Muslimin
Penulis Sastra
Kritikus Sastra
Tokoh Pendidikan
Karya                          : Muhimma>t al-Syi’r fi al-Haya>h (1933)
Naqd Mustaqba>l al-Thaqa>fah fî Misr (1939)
Al-Tas}wi>r al-Fanni fi al-Qur’an (1945)
Masha>hid al-Qiya>mah fi al-Qur`an.
Al-‘Ada>lah al-Ijtima>’iyyah fi al-Isla>m
Ma’rakah al-Isla>m wa ar-Ra’s al-Maliyyah.
Hadha> al-Di>n
Al-Mustaqbal li Hadha al-Di>n.
Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an, dll.

B.     Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an
Pada awalnya penulisan Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an[4] dituangkan di rublik majalah al-Muslimun edisi ke-3, Yang terbit pada Februari 1952. Sayyid Qutb mulai menulis tafsir secara serial di majalah  itu, dimulai dari surah al-fatihah dan di teruskan dengan surah al-Baqarah dalam episode-episode berikutnya[5], hal itu dilakukan atas permintaan Sa’id Ramad}a>n, pemimpin redaksi majalah tersebut, Sayyid Qutb menjadi penulis sekaligus direktur dalam rubrik ini, bagi Sayyid Qutb sendiri rubrik ini merupakan suatu wadah penampung dari gejolak ide dan dakwahnya untuk hidup di bawah naungan al-Qur’an. Namun kemudian penulisan rubrik ini dihentikan dengan alasan ia ingin menggantinya dengan rubrik lain, disertai dengan janji untuk menulis tafsir  secara khusus yang akan diterbitkan pada setiap juznya[6].
Menurut Manna’ al-Qat}t}ann Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an merupakan karya tafsir yang sangat sempurna dalam menjelaskan kehidupan di bawah bimbingan al-Qur’an. tafsir ini memiliki kedudukan tinggi di kalangan intelektual Islam lantaran kekayaan kandungan pemikiran dan gagasannya, terutama menyangkut masalah sosial kemasyarakatan, oleh karena itu Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an mutlak diperlukan oleh kaum muslim kontemporer.[7]
Sesuai dengan judul karya tafsirnya (fi Z}ila>l al-Qur’an) Sayyid Qutb dalam muqaddimah tafsirnya mengatakan bahwa hidup dalam nauangan al-Qur’an adalah suatu kenikmatan, Sebuah kenikmatan yang tidak diketahui kecuali oleh orang yang telah merasakannya, suatu kenikmatan yang mengangkat umur (hidup), memberkatinya dan menyucikannya. Beliau sendiri merasa telah mengalami kenikmatan hidup di bawah naungan al-Qur’an itu yaitu sesuatu yang belum dirasakan sebelummya[8]. semua ini merupakan cermin pemikiran serta perasaannya akan al-Qur’an ketika beliau merasakan hidup dibawah naungannya, dan mampu memberikan pesan pada umat manusia bahwa kenikmatan hidup itu dapat diperoleh dengan berpegang teguh pada al-Qur’an.
Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an ini bernuansa sastra yang kental selain dari konsep-konsep dan motivasi pererakan, selain itu berusaha membumikan al-Qur’an melalui analog-analogi yang terjadi di masyarakat saat itu. Perjuangan dan pembebasan dari segala tirani merupakan sesuatu yang sudah seharusnya dilakukan umat Islam. Jadi ada satu pendekatan dilakukan Sayyid Qutb dalam Tafsirnya yakni bagaimana sastra yang merupakan unsur mukjizat al-Qur’an mampu mempengaruhi kaum Muslimin dan memotivasinya untuk bangkit dan berjuang.

C.    Sitematika dan Tujuan  Penulisan Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an
Sayyid Qutb dalam sistematika penulisan Tafsirnya terlebih dahulu mengabstraksikan sekumpulan ayat yang akan di tafsirkan kemudian menerangkan ayat-ayat tersebut dan memberinya sub-sub judul. Pengelompokan ayat-ayat dalam suatu penafsiran ini dikarenakan masih terdapat munasabah antara ayat sebelum atau sesudahnya, Sayyid Qutb  memberikan suatu prolog yang menjelaskan tema surat dan jawaban persoalan-persoalajnnya juga tujuannya setelah itu menjabarkan kata perkata dan menomorduakan israiliyat.[9]
Adapun tujuan penulisan tafsir ini dimaksudkan untuk:
1.      Menghilangkan jurang pemisah antara kaum muslimin sekarang ini dengan al-Qur’an.
2.      Mengenalkan kepada kaum muslimin sekarang ini pada fungsi amaliyah harakiyah al-Qur’an.
3.      Membekali orang Islam sekarang ini dengan petunjuk amaliah tertulis menuju ciri-ciri Islami yang Qur’ani.
4.      Mendidik orang muslim dengan pendidikan Qur’ani yang integral; membangun kepribadian yang Islam yang efektif , menjelaskan karakteristik dan ciri-cirinya, factor-faktor pembentukan dan kehidupannya.
5.      Menjelaskan ciri-ciri masyarakat Islami yang di bentuk oleh al-Qur’an, mengenalkan asas-asas yang menjadi pijakan masyarakat Islami, menggariskan jalan yang bersifat gerakan dan jihad untuk membangunnya.[10]

D.    Metode dan Sumber Penafsiran Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an
Sayyid Qutb mengambil metode penafsiran dengan Tahili/tartib mushafy. Sedangkan sumber penafsiran terdiri dari dua tahapan yakni: mengambil sumber penafsiran bil ma’tsur, kemudian baru menafsirkan dengan pemikiran, pendapat ataupun kutipan pendapat sebagai penjelas dari argumentasinya[11]. Tafsirnya ini tidak menggunakan metode tafsir tradisional, yaitu metode yang selalu merujuk ke ulasan sebelumnya yang sudah diterima. Sayyid Qutb seringkali mengemukakan tanggapan pribadi dan spontanitasnya terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Tafsir  ini lebih menekankan kepada pendekatan iman secara intuitif, artinya, secara langsung tanpa perlu dirasionalisasikan atau dijelaskan dengan merujuk kepada metode filsafat. Iman itu harus diterapkan langsung dalam tindakan sehari-hari.
Meskipun secara garis besar Tafsir beliau termasuk bersumber pada bil ra’yi karena memuat pemikiran social masyarakat dan sastra yang cenderung lebih banyak. Selain kedua sumber tersebut, beliau juga mengambil referensi dari berbagai dsiplin ilmu, yakni sejarah, biografi, fiqh, bahkan social, ekonomi, psikologi, dan filsafat.

E.     Corak Tafsir Fi Z}ila>l al-Qur’an
Penafsiran Sayyid Quthb memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki tafsir-tafsir lain, menggunakan gaya prosa lirik dalam penyampaian, karena itu tafsir ini menjadi enak dibaca dan  mudah  dipahami[12]. Kitab tafsir ini mengandung unsur corak adaby ijtima’i yakni sastra dan social kemasyarakatan.
Sifat  lain dari tafsir ini adalah pemaparan yang bersemangat sehingga mudah dicurigai sebagai tafsir  provokatif, bahkan tidak jarang orang menamai tafsirnya dengan corak tafsir haraki, tafsir ini masuk dalam kategori penafsiran dengan corak baru yang khas dan unik serta langkah baru yang jauh dalam tafsir serta memuat banyak sekali tema penting dengan menambahkan hal-hal mendasar yang esensial. Karenanya Tafsir ini dapat dikategorikan sebagai aliran (faham) khusus dalam Tafsir yang disebut “aliran Tafsir pergerakan”. Ini disebabkan metode pergerakan –metode realistis serius—tidak ada selain pada Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an ini[13].


F.     Keistimewaan dan Kelemahan Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an
Beberapa keistimewaan kitab ini adalah:
1.      Sayyid Quthb dalam menafsirkan ayat-ayat dalam suatu surat memberikan gambaran ringkas tentang kandungan surat yang akan di kaji.
2.      Pengelompokan ayat-ayat sesuai dengan pesan yang terkandung pada ayat tersebut
3.      Memperhatikan munasabah antar ayat
4.      Bercorak sastra dan mudah dipahami.
5.      Menggunakan hadith-hadith s}ahih
6.      Berusaha menghindari kisah-kisah Isra’iliyat.
7.      Merefleksikan keinginan besar untuk kemajuan ummat.
8.      Orsinilitas ide dan pemikiran penulis.
9.      Dianggap telah menggagas sebuah pemikiran dan corak baru dalam nuansa penafsiran Alquran.

Sedangkan beberapa kelemahannya adalah:
1.      Keterbatasan referensi Sayyid Qutb kerena beliau menyusun ini kitab ini dipenjara sehingga banyak banyak memunculkan pendapat-pendapat pribadi yang sangat kental dengan nuansa pada saat itu.
2.      Penjelasannya yang terkadang berbau radikal sehingga dicurigai sebagai kitab tafsir provokatif.

SIMPULAN
1.      Sayyid Qutb adalah sosok teladan yang tabah dan gigih berdakwah
2.      Beliau adalah sastrawan dan cendikiawan hebat yang menaruh perhatian dalam pendidikan dan perjuangan.
3.      Beliau didik dalam lingkungan yang agamis dan ilmiah.
4.      Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an adalah salah satu karya munomental Sayyid Qutb.
5.      Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an menjelaskan kehidupan di bawah bimbingan al-Qur’an yang mampu memberikan bias kebahagian dan ketentraman.
6.      Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an ini bernuansa sastra dan mudah dipahami.
7.      Sistematika penulisan Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an dengan mengelompokan ayat-ayat karean dipandang terdapat munasabah antar ayat, dengan memberikan prolog yang menjelaskan tema surat dan jawaban persoalan-persoalannya serta tujuannya setelah itu menjabarkan kata perkata.
8.      Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an menggunakan metode penafsiran Tahili dengan bersumber penafsiran bil ma’tsur meskipun sebagian besar menggunaka penafsiran bil ra’yi.
9.      Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an memberikan corak baru dalam penafsiran al-Qu’an
10.  Tafsi>r fi Z}ila>l al-Qur’an dengan metode penulisannya memiliki keunggulan tersendiri yang jarang ada dalam karya tafsir selainnya namun sekaligus terdapat kekurangan didalamya karena bersifat factor personal.
  

Daftar Pustaka
Ghofur, Saiful Amin. Profil Para Mufassir al-Qur’an, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008
Hidayat, Nuim. Sayyid Quthb Biografi dan Kejernian Pemikirannya.  Jakarta: Gema Insani. 2005
Kha>lidi(al-), Shalah ‘Abdu al-Fatta>h. Tafsir Metodologi Pergerakan di Bawah Naungan al-Qur’an (terj).  Jakarta: Yasasan Bunga Karang, cet. I, 1995
------------------------------------------- Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Penj: Salafuddin Abu Sayyid, Surakarta: era Intermedia, 2001
Qat}t}an (al), Manna>’. Maba>his fi> ‘Ulu>m al-Qur’an Riya>d: Manshuri al-Ashr al-Hadīth,1973
Qutb, Sayyid. Fi Z}ila>l al-Qu’ran: Ayat-Ayat Pilihan. Terj, versi pdf,
Rumi(al), Fahd bin Abdurrahman, Ulu>m al-Qur’an, penj: Amirul Hasan an M. Halabi, Yogyajarta: Titian Olahi Pres, 1996


[1] Sayyid Qutb, Fi Z}ila>l al-Qu’ran: Ayat-Ayat Pilihan. Terj, versi pdf, h. 12.
[2] Saiful Amin Ghofur, Profil Para Mufassir al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008) h, 183.
[3] Sayyid Qutb, Fi Z}ila>l al-Qu’ran: Ayat-Ayat Pilihan, h 16
[4] Bannerman menilai Fi Z}ila>l al-Qur’an sebagai tafsir yang maju dan cerdas, dan menjadi bukti kekuatan intelektual penulisnya dan menyebut Fi Z}ila>l al-Qur’an sebagai karya terbesar (masterpiece) Sayyid Qutb. Ia memandang Sayyid Quthb sebagai seorang pemikir yang tangguh dan kreatif. Lihat: Anthony  John, “Let  My People Go…No. 15., Vol. VI, tahun 1995, 7.
[5] Nuim Hidayat, Sayyid Quthb Biografi dan kejernian pemikirannya. ( Jakarta: Gema Insani 2005), h, 25
[6] S}a>lih ‘Abdu al-Fatta>h al-Kha>lidi, Tafsir Metodologi Pergerakan di Bawah Naungan al-Qur’an, (terjemahan)  (Jakarta: Yasasan Bunga Karang, cet. I, 1995) h , 18.
[7] Manna>’ al Qat}t}an, Maba>his fi> ‘Ulu>m al-Qur’an (Riya>d: Manshuri al-Ashr al-Hadīth,1973), cet-ke 3,373.
[8] Nuim Hidayat, Sayyid Quthb Biografi dan kejernian pemikirannya. h. 27
[9] Fahd bin Abdurrahman ar-Rumi, Ulu>m al-Qur’an, penj: Amirul Hasan an M. Halabi, (Yogyajarta: Titian Olahi Pres, 1996) h. 215-216
[10] Nuim Hidayat, Sayyid Quthb Biografi dan kejernian pemikirannya. H.  27-29
[11] Shalah Abdul Fatah al-Khalidi, Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilalil Qur’an, Penj: Salafuddin Abu Sayyid, (Surakarta: era Intermedia, 2001) h, 116
[12] Bagi Sayyid Quthb, setiap mufassir harus berdialog langsung dengan al-Qurān. Sehingga ia mampu menangkap dan memahami sasaran dan tujuan al-Qurān. Lihat:  Sayyid Quthb, Tafsīr fī Zhilāl al-Qurān,  Jilid 4,  2121-2122
[13] Shalah Abdul Fatah al-Khalidi, Pengantar Memahami Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. h, 346


Tidak ada komentar:

Posting Komentar