Selasa, 20 Maret 2012

Harusnya,, tapi nyatanya,, maka maafkan aku!!!


Aku adalah seorang muslim, begitulah aku dan lingkunganku menyebut identitas keagamaanku, ya,, paling tidak aku telah berikrar atas agama Islam dengan Syahadatain yang telah aku ucapkan semenjak dulu yang aku sendiri tidak ingat kapan pertama kali aku mengucapkan itu dan setiap hari akupun paling tidak lafadkan kalimat sakral itu lima kali sehari dalam sholat fardhuhku.

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan nabi Muhammad adalah utusan Allah, dua kalimat syahadat ini adalah pintu masuk untuk dikatakan sebagai muslim dan aku telah melaui pintu ini, anggapku selama ini tapi setelah aku pikir-pikir dan aku renungkan aku malah merasa aku belum benar-benar muslim, mungkin kata yang tepat adalah “muslim dikulit saja”. Pemikiran ini timbul dari persepsi bahwa kenyataannya aku belum sesuai dengan yang seharusnya.

Harusnya syahadatain itu terucap dengan ikrar yang lahir atas dasar pemahaman ketuhanan dengan  kesadaran dan penghayatan terhadap realitas tertinggi yang disebut sebagai Tuhan, tapi nyatanya aku mengucapkan syahadatain tidak demikian yaitu hanya ikut-ikutan tanpa penghayatan tentang pemahaman ketuhanan.

Harusnya ketika aku mengucapkan “tiada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allah” aku menjadikan Engkau Allah sebagai fokus dan prioritas tunggal dalam diriku sebagai poros integritas pegendali kehidupanku dalam pemahaman bahwa hanya Engkaulah realitas sejati, eksistensi sejati, substansi sejati, keaguangan, kebesaran, keindahan, kesempurnaan dan penguasa yang sejati. Tapi nyatanya aku masih saja dalam ketidak sadaran dan kelalaianku, aku masih selalu disilaukan yang tampak mempesonakan mata hingga aku tak bisa melihat-MU. ketika aku melihat sesuatu yang besar dan menakjubkan, pudar penghihatanku hingga Engkaupun tak tampak dan ketika suatu yang indah dan sejuk melintas didepanku, hilang sadarku bahwa engkaulah yang ada dibalik keindahan itu.

Harusnya ketika aku bersyahadah terhadap kenabian Muhammad Rosulullah, aku jadikan beliau sebagai panutanku, pembimbing kehidupanku dan kekasihku. Hahhh tapi nyatanya beliau hanya ada dalam buku sejarah yang aku punya tanpa bisa meneladani kehidupannya yang penuh perjuangan, beliau hanya ada dalam buku hadits tanpa aku bisa melaksanakan dengan baik segala petuah dan sunnahnya.

Harusnya, harusnya dan harusnya... tapi nyata... maka maafkan aku bila aku belum bisa menjadi yang seharusnya.!!! Maafkan, maafkan dan maafkan!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar